SMAN 3 solo, merupakan
salah satu sma favorit di kota solo. SMA ini juga terkenal dengan sebutan sma
cina,karena banyaknya siswa-siswi dari etnik cina. Sering bersaing dengan sman
1 solo untuk menjadi yang pertama dalam hal prestasi. Merupakan satu-satunya
sma di solo yang terbagi menjadi 2 tempat (warung miri = kelas akselelari +lab
dan kerkop = kelas regular).Disinilah selama 3 tahun, ku gunakan waktu mudaku
untuk menuntut ilmu. Inilah sma yang paling kusayangi dengan berbagai cerita
unik di dalamnya. Dan akupun merasa beruntung bisa di terima disini.
Di awali dari kelas 1,
ditempatkan pertama kali di kelas 1-2 yang katanya merupakan kelas unggulan
bersama kelas 1-1. Disinilah pertama kalinya benar – benar memiliki teman
sekelas yang cina asli…^^ dan teman pribumi(waaaoo….) yang pinternya minta
ampun. Wali kelasku bernama Bu Endang yang beliau merupakan guru sejarah.
Disini ku bertemu lagi dan duduk sebangku bersama teman TK, readydian aditya
nugroho. Kami berdua bisa disebut “duet aneh”, karena paling sering ramai,
tertawa, dan kamilah sering jadi penentu suasana kelas( ramai bisa,,tenangpun
juga bisa…!!). Apalagi kalau sampai ada teman sekelas yang ketahuan hari
lahirnya, kamipun siap beraksi. Dan teman tersebut tidak akan pulang dengan
kepala tegak….Mata pelajaran yang paling sulit buat kita berdua adalah bahasa
inggris dan fisika. Khusus fisika, kita pernah menyoba berbuat curang dengan
menjiplak tapi justru tambah binggung karena ndak tahu apa yang di cari dan
yang mau di tulis dan hanya saling senyum saja!!. Saat kelas 1 ini,aku juga
satu kelas bersama keponakanku (agak jauh silsilahnya..) yaitu Churiyaturahman,
yang baru ku ketahui di semester 2. Dialah 1 dari 2 keponakan putri yang
paling sering ku ajak berinteraksi. Dia termasuk golongan “menengah depan”
dalam hal tempat duduk. Dan keponakanku ini sangat terobsesi dengan warna ungu.
“Segala sesuatunya harus berwarna unggu”, barangkali itulah semboyannya..
Di kelas satu semester
dua, oleh orang tua baru di izinkan naik sepeda motor untuk berangkat dan
pulang. Sebelumnya kalau pulang mesti naik bus padahal cukp sulit mencari bus
di kerkop. Dan sepeda motornya sampai sekarang masih setia menemani ku dalam
kondisi panas terik hujan badai untuk beraktifitas sehari – hari.
Naik ke kelas 2, karena
prestasiku yang memalukan semasa kelas 1 akhirnya dimasukan ke kelas 2-5(kelas
unggulan 2-1, 2-2, 2-3), teman sebangku kali ini adalah rahmat budiyanto.
Dialah satu-satunya teman yang selalu bisa satu kelas selama 3 tahun. Di kelas
2-5 ini, wali kelasku seorang guru kimia. Dan kami berdua sepertinya menjadi
“sepasang” murid kesayangan dari wali kelas karena seringnya menjawab benar
soal…>__<. Di kelas 2-5 ini,
bersama teman-teman yang lain, kami di ajari oleh guru bahasa Indonesia yang
saat itu merupakan guru humor abizzz…… Waktu mengajar, sering diceritakan
pengalaman – pengalaman lucu yang bisa membuat tertawa seluruh kelas. Akupun
juga ikut tertawa tapi seringnya terlambat karena sering belum paham apa yang
maksud yang disampaikan sampai rahmad kemudian menjelaskan….:P. Kita berdua
sering pergi bersama-sama sholat jum’at di masjid agung + jajan makanan disana.
Di kelas 2 inilah, catatan pelajaran mulai rajin dan rapi serta lengkap. Bahkan
pernah mendapat sanjungan dari guru PPKN (“anak laki-laki kok rajin to
mas…?masak selalu kalah sama temen putri bu”)…Dan juga di kelas 2
inilah,,untuk pertama kalinya dalam karir belajarku (kalau ndak salah ingat)
ulangan PPKN mendapat nilai 1,5 nettttt(ndak bisa di tawar)…ada yang mendapat
nilai 2 -3 bahkan nilai nol koma pun juga ada. Guru PPKN ini memang memiliki
standard nilai yang “mbulet”, bayangkan tiap jawaban yang berbeda dari jawaban
beliau, harus ditanyakan terlebih dahulu,, point nilai dari 1 jawaban beda yang
di dapatkanpun juga tak main-main dari 0,25 – 0,75, jarang sekali jawaban yang
beda mendapat nilai 1 penuh seringnya di salahkan (nilai 0 ). Mulai kelas 2 ini
aku juga ikut bimbingan belajar di primagama cabang jagalanyang waktu itu baru
buka cabang baru. Dan percaya ndak percaya, aku merupakan siswa sma pertama
yang mendaftar yang diketahui dari nomor induk…..000001waooww… di ajari oleh
tentor bahasa Indonesia dan fisika yang “super duper” ^_^
Berkat perjuangan keras
selama kelas 2, Akhirnya bisa mendapatkan nilai mapel IPA rata – rata lebih
dari 7. Akupun di tempatkan di kelas 3 Ipa-4. Di sini yang menjadi teman
sebangku masih rahmad budiyanto, kami duduk di pojok sisi kanan nomor 2 dari
depan. Posisi ini sangat strategis…(menurut penilaian pribadi sih….*_*). Di
sisi bangku belakang, di tempati teman putri. Di sisi bangku kiri dan barat
daya juga di tempati teman putri. Dengan kata lain, kami berdua di “kepung”
tempat duduk bangku temen – temen putrid. Hanya 2 sisi saja yang bukan, di sisi
kanan merupakan tembok kelas yang sering ku gunakan untuk menyandarkan kepala
jika merasa ngantuk ataupun pusing ketika mengerjakan soal. Aku dan rahmat
sering beradu cepat untuk mengerjakan soal terutama matematika dan kimia.
Sepertinya rahmadlah yang sering kalah dan kalau jawabanya berbeda, dia sering
ndak percaya pada jawabanku. Sedangkan
teman bangku sebelah depan di huni oleh joko santoso dan adin prasetya. Yang
keduanya juga teman sekelas waktu kelas satu. Adin, ialah teman yang waktu itu
dijuliki pemain “bertenaga badak”, karena fisiknya yang kuat dan prima ketika
bertanding antar kelas terutama sepak bola dan badminton. Rumahnya di solo
baru, dia juga merupakan teman 1 tim drama ketika ujian praktek bahasa
Indonesia untuk UAN, yang pada waktu itu dia menjadi seorang pemuda sedang aku
menjadi kakek tua yang renta…..^_^ . Bertiga bersama ready waktu kelas satu,
kami pernah membuat kelas menjadi banjir (ini benar-benar banjir karena
banyaknya air yang kami gunakan waktu itu….>TT<). Adin juga menjadi teman
1 kelas di primagama. Waktu itu kami berdua 1 kelas bersama seorang teman yang
juga merupakan teman 1 sma yang masih kesulitan ketika mengucapkan huruf “r”.
Di kelas 3 IPA -4 ini, kami dipimpim oleh ketua kelas yang mukanya selalu
memancarkan senyumannya yang khas,,,,,:P. Iya benar, aditya raka namanya. Bukan
raka namanya kalau tidak sering dijadikan kambing hitam ketika kelas mengalami
problema harus masuk ruang guru bahkan ruang BP…..??. Untuk ambil buku, kapur,
cek absensi, dan cek guru (jam kosong ndak….ini yang paling favotrit). Waktu
kepemimpinannyalah muncul “MACA” (majalah kaca : selembar info di kertas yang
ditempel di kaca kelas) ialah lembaran yang di buat anak – anak IPA (IPA 4 dan
IPA 2) yang masuk finak kompetisi sepak bola untuk memprovokasi kelas IPS (IPS 1
& IPS 2) yang menjadi lawan di final. Kalimat di MACA yang paling ku ingat
sampai sekarang adalah “ Kami akan terus berjuang, bagi kami (kelas IPA)
kekalahan adalah tabu” . Majalah Kaca ini sempat menyedot perhatian ibu guru
untuk membaca isinya (sempat melihat langsung kl ndak salah ingat guru biolagi
dan bahasa inggris membaca) tapi karena oleh pihak sekolah di angap melanggar
(menogotor prasarana & bukan tempatnya) akhirnya dilarang di temple. Dan di
pertadingan final@ stadion sriwedari, kelas IPA mengalami kekalahan…yahhh.
Di kelas 3 ini, aku
sering mendapatkan permainya tebak – tebakan dari kelompoknya chome, linawati,
serta retno. ..Qiuz atau tebakan ini sebenarnya sangat menyebalkan yaitu
menebak siapa nama teman putrid 1 kelas terutama yang berjilbab…hehe..(inipun
juga bener – bener sulittt..)karena selain tempat duduknya terpisah jauh (
tempat duduk mereka pojok belakang sisi kiri kelas sadangkan aku di sisi kanan
bagian depan ruang kelas)juga mereka itu sebagian besar pendiam + waktu sma
jilbab yang dipakai masih seragam.
Perkembangan fisik di
sman 3 solo kerkop dari kelas 1 sampai
kelas 3 sangat signifikan. Dahulu di bagian belakang masih terdapat lapangan
yang waktu kelas 1 digunakan untuk olah raga lompat jauh serta sepak bola. Tapi
ketika lulus, lapangan itu sudah menjadi milik sman 3 solo dan dibangun sebuah
masjid megah bernama Masjid Istiqomah. Ketua ROHIS pada waktu itu adalah
Muhammad Natsir, merupakan teman yang dikenal sejak kelas 2 walaupn belum
pernah satu kelas. Dialah ketua ROHIS yang ku kenal yang paling tanggung jawab
dan paling Arabian face….>>>. Waktu itu masjid istiqomah belum selesai
di bangun, sebagai mushola sementara adalah ruang kelas di dekat lapangan
basket. Dan natsir adalah teman yang paling tahu kebiasaanku waktu itu yaitu
setelah selesai berwudhu untuk sholat seringkali hijab yang sebagai pembatas
antara jamaah putra dan putrid sering gunakan untuk mengusap kepala atau
rambut. Dan kebiasaan ini berlangsung lama hinga membuat hijab menjadi kotor.
Jadi ketika jadwal membersihkan mushola tiba sebagai balasanya, akupun ikut
membantu membersihkan dan menjemur tikar/karpet. Kebiasaan yang lain waktu
kelas 3 adalah ketika menunggu waktu les yang pada waktu itu masjid istiqomah
telah bisa digunakan. Akupun erring beristirahat di sana. Natsir juga sering
membaca Al Qur’an di waktu – waktu tersebut. Dan akupun mendekatkan tempat
istirahatku ke dekatnya untuk mendengar bacaanya sambil beristirahat. Jadi,
istirahat dapat, pahalapun juga dapat….^^^Di ROHIS ini aku juga mengenal beberapa
teman. Fatur yang adalah siswa kelas IPA 1, sering dipanggil dengan sebutan
“cah cilik” karena ukuran tubuhnya yang masih mirip anak sd/smp. Muhammad Barid
yang merupakan pembantu setia Natsir di ROHIS, memiliki tubuh yang ndak begitu
tinggi tapi kekar, ternyata juga jago bermain bola (versi nyata dan dunia
maya-PS-)!!!!. Lastiko, teman sekelas waktu kelas 3, sepertinya temanku yang
satu ini sering kebinggungan jika dapat masalah. Mata pelajaran yang paling di
sukai adalah biologi. Waktu kelas 3, duduk 1 blok bersama raka + dedi. Yang
merupakan blok yang paling ramai nomor 2 di kelas IPA 4 saat itu.Bersama-sama
teman 1 kelas lainya, di pergantian jam pada pagi hari (jadwal ke nol) sering
kami pergi ke kantin sekolah untuk sekedar memebeli segelas teh hangat dan kami
menyebutnya “tradisi jepang”(minum teh). Fanny Hanardi Arbi, yang merupakan
sekretaris ROHIS, teman yang paling sering ngasih undangan kajian ke
siswa-siswi muslim. Bersama fany+teman-teman yang lain waktu ramadhan kelas 3,
jauh – jauh pergi dari rumahnya (daerah makam haji) sampai kartosura hanya
untuk mencari masjid yang pelaksanaan sholat terawihnya singkat. Meskipun
akhirnya ketemu masjidnya tapi perjalananya ndak sepadan…..**
Inilah sepotong kisahku
semasa di SMAN 3 solo bersama beberapa orang teman. Yang tentunya masih banyak
cerita menarik lagi lainya bersama teman – teman yang lain. Meskipun waktu
kelas 1 sering mendapat peringkat “rangking 10 kecil”. Di kelas 2, mendapat
nilai ulangan PPKN 1,5 dan di kelas 3 sering di kerjain karena sulit untuk
menghapal nama teman. Bagiku, SMN 3 Solo waktu itu adalah sman yang terbaik, di
bombing oleh guru-guru juga yang terbaik, bersama teman-teman yang
berkepribadian baik.
Dan sekarang teman –
teman, kita sudah semakin dewasa, semakin banyak tanggung jawab dan pekerjaan
yang mesti kita laksanakan. Untuk sekedar berkumpul sudah cukup sulit (hanya
lewat media online atau kontak person). Semoga kedepan kita menjadi pribadi
yang semakin lebih baik dan bermamfaat dari pada waktu kita remaja (masa sma)
dahulu. Jika kita sulit untuk berkumpul bersama lagi di dunia, semoga kelak
oleh ALLAH SWT, kita dikumpulkan di surga-Nya. Yang merupakan sebuah tempat
peristirahatan terbaik dari seluruh tempat dimanapun. Dan semoga kita bisa
mendapatkanya. AMIN
wah... parah kowe nug... nama q jadi tercemar nang kene... Haha
BalasHapusapa iya to raka,inikan sepotong kisah unik semasa sma.....^^
BalasHapushahaha... dadi kelingan jaman semono.... :)
BalasHapusWah dulu wali kelas masnya waktu kls 1, itu momski ku loh mas hehe
BalasHapus